Banda Aceh – Wakil Wali Kota Banda Aceh yang juga Ketua Dewan Kehormatan PMI Kota Banda Aceh Zainal Arifin menghimbau kepada masyarakat untuk tidak percaya informasi yang salah dan sengaja disebarkan untuk tujuan tertentu terkait alih distribusi darah di PMI Kota Banda Aceh.
Menurut Zainal, setelah ia meneliti isu yang berkembang dan meminta penjelasan dari pihak Unit Donor Darah (UDD) PMI Kota Banda Aceh, ia merasa tidak ada yang salah terkait alih distribusi darah secara prosedur. Karena itu, ia menyesalkan kegaduhan yang terjadi saat ini.
“Jadi lembaga kemanusiaan seperti PMI, membantu mengumpulkan donasi darah dari masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan melalui rumah sakit,” kata Zainal Arifin di Banda Aceh, Minggu (15/5/2022).
Ia mengatakan, alih distribusi darah dilakukan karena stok berlebih dan untuk menghindari kadaluarsa. Alih distribusi darah merupakan hal yang lumrah terjadi antar UDD PMI, dengan syarat UDD pengirim memiliki stok yang cukup dan berlebih.
“Maka mari kita ikhlaskan niat dan tindakan kita untuk kemanusiaan,” harap tokoh yang akrab disapa Cek Zainal.
Ia menambahkan, donor darah merupakan kegiatan kemanusiaan yang tidak boleh dicampuri dengan tujuan lain. Ia berharap masyarakat untuk tidak percaya berita PMI menjual darah karena itu fitnah.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap rutin mendonorkan darahnya karena ada banyak pasien yang butuh darah di rumah sakit.
Sebelumnya Kepala UDD PMI Kota Banda Aceh dr. Ratna Sari Dewi menjelaskan, pengiriman darah ke UDD PMI Kab. Tangerang dilakukan karena stok darah di PMI Kota Banda Aceh berlebih pada Januari 2022. Sebab berlebih karena pada akhir Desember 2021 ramai pegawai kontrak di Pemerintah Aceh donor darah ke PMI Kota Banda Aceh.
“Sebelum alih distribusi ke UDD PMI Kabupaten Tangerang, kita juga tanyakan stok darah di RS di wilayah kerja PMI Kota Banda Aceh serta UDD PMI di wilayah Aceh. Karena mereka saat itu juga cukup stoknya, makanya kita distribusi keluar,” kata dr. Ratna.
Sementara itu, stok darah di PMI Kota Banda Aceh yang saat ini kurang, hal itu disebabkan masyarakat Aceh baru menjalani Ramadan dan lebaran pada April dan awal Mei.
“Lumrahnya selama Ramadan dan lebaran jumlah pendonor berkurang,” ujar dr. Ratna.
Leave a Reply